JAKARTA – Saat ini masyarakat
dunia tidak terkecuali Indonesia mengurangi konsumsi energy yang bersumber dari
fosil seperti minyak dan batubara. Semakin sulit dan sedikitnya cadangan energy
berbasisi fosil dan dampak polutan yang dihasilkan pada akhirnya menyadarkan
masyarakat dunia untuk mulai memanfaatkan energy terbarukan sebagai sumber
energy yang lebih ramah lingkungan.
Energy berbasis fosil selain semakin lama cadangannya semakin sulit didapatkan juga memberi dampak bagi lingkungan yang kurang baik (polusi). Minyak dan batubara juga merupakan bagian dari dirty energy in the world. “Hidup ini bukan hanya memenuhi apa yang ada, hidup kita juga harus berada di lingkungan yang bersih, maka tentu pada akhirnya kita akan bicara environment,” ujar Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla, kemarin di acara International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016, Rabu (10/8).
Jusuf Kalla menambahkan, pemakaian sumber-sumber energy berbasis fosil yang membawa polutan, telah memberi dampak buruk bagi masyarakat di berbagai negara. Dan banyak negara yang berencana dalam beberapa tahun mendatang akan menutup pembangkit-pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini menurut M. Jusuf Kalla menunjukkan, beralihnya ke renewable energy adalah sebuah kemutlakan demi kehidupan yang sehat dan harga yang lebih murah.
M. Jusuf Kalla mengatakan, jika berbicara mengenai renewable energy, Indonesia dikarunia sumber-sumber renewable energy yang berlimpah seperti, potensi geothermal yang mencapai 30.000 MW atau lebih dari 40% dari potensi dunia. “ Panasbumi yang sudah dimanfaatkan hanya 1,5 GW. Kalau rencana 10 mendatang berencana menghasilkan listrik dari panasbumi sebesar 7.000 MW, maka masih tersedia 70% yang siap untuk dikelola pada masa-masa mendatang,” ujar M. Jusuf Kalla.
“Pembangunan pembangkit listrik panasbumi (PLTP) merupakan salah satu pembangunan yang tingkat konstruksinya mahal dibandingkan pembangunan pembangki lain. Namun PLTP memiliki sustainability yang terjaga dan untuk itu lingkungan hutan disekitarnya harus dijaga,” tambah M. Jusuf Kalla.
SelanjutnyaM. Jusuf Kalla berharap, Kita ingin menjadi negara maju tapi bersih dengan menggunakan energy bersih dan ramah lingkungan sehari hari. “Saya berharap pengembangan geothermal dapat menjadi bagian dari kegiatan prioritas,” tutup M. Jusuf Kalla.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar menyatakan, renewable energy bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan. “Future di energy bukan di fosil lagi, untuk itu kita akan melihat seperti apa dan bagaimana kita mensikapi sebagai pemerintah, apakah feed in tariff yang kita gunakan sudah menarik bagi investor dan cukup menarik harga jualnya kepada off taker-nya,” ujar Arcandra.(SF)
Energy berbasis fosil selain semakin lama cadangannya semakin sulit didapatkan juga memberi dampak bagi lingkungan yang kurang baik (polusi). Minyak dan batubara juga merupakan bagian dari dirty energy in the world. “Hidup ini bukan hanya memenuhi apa yang ada, hidup kita juga harus berada di lingkungan yang bersih, maka tentu pada akhirnya kita akan bicara environment,” ujar Wakil Presiden Republik Indonesia M. Jusuf Kalla, kemarin di acara International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2016, Rabu (10/8).
Jusuf Kalla menambahkan, pemakaian sumber-sumber energy berbasis fosil yang membawa polutan, telah memberi dampak buruk bagi masyarakat di berbagai negara. Dan banyak negara yang berencana dalam beberapa tahun mendatang akan menutup pembangkit-pembangkit listrik yang tidak ramah lingkungan. Hal ini menurut M. Jusuf Kalla menunjukkan, beralihnya ke renewable energy adalah sebuah kemutlakan demi kehidupan yang sehat dan harga yang lebih murah.
M. Jusuf Kalla mengatakan, jika berbicara mengenai renewable energy, Indonesia dikarunia sumber-sumber renewable energy yang berlimpah seperti, potensi geothermal yang mencapai 30.000 MW atau lebih dari 40% dari potensi dunia. “ Panasbumi yang sudah dimanfaatkan hanya 1,5 GW. Kalau rencana 10 mendatang berencana menghasilkan listrik dari panasbumi sebesar 7.000 MW, maka masih tersedia 70% yang siap untuk dikelola pada masa-masa mendatang,” ujar M. Jusuf Kalla.
“Pembangunan pembangkit listrik panasbumi (PLTP) merupakan salah satu pembangunan yang tingkat konstruksinya mahal dibandingkan pembangunan pembangki lain. Namun PLTP memiliki sustainability yang terjaga dan untuk itu lingkungan hutan disekitarnya harus dijaga,” tambah M. Jusuf Kalla.
SelanjutnyaM. Jusuf Kalla berharap, Kita ingin menjadi negara maju tapi bersih dengan menggunakan energy bersih dan ramah lingkungan sehari hari. “Saya berharap pengembangan geothermal dapat menjadi bagian dari kegiatan prioritas,” tutup M. Jusuf Kalla.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Arcandra Tahar menyatakan, renewable energy bukanlah sebuah pilihan, namun sebuah keharusan. “Future di energy bukan di fosil lagi, untuk itu kita akan melihat seperti apa dan bagaimana kita mensikapi sebagai pemerintah, apakah feed in tariff yang kita gunakan sudah menarik bagi investor dan cukup menarik harga jualnya kepada off taker-nya,” ujar Arcandra.(SF)
(ESDM).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar