Lifhting
Production Migas Indonesia
Perlu kita ketahui sesystem tata kelola migas di negara
kita eperti apa dan lifthingnya berapa, banyak persepsi dari kalangan awam
mengenai tata kelola migas di negri ini seperti apa.... ? sebelum saya
memaparkan bagaimana sistem tata kelola migas di indonesia ksusunya perlu kita
ketahui bersama hasil produksi negera kita per day atau biasa kita sebut-sebut
perhari berapa dan hasil produksi yang di tafsirkan berapa.
Ini untuk target proksi di tahun 2014, 818.000 bbl/day sedangkan hasil produksi di
tahun 2014 hanya sekiran 800.00 bbl/day sedangkan kebutuhan konsumen untuk
tahung 2014 mencapai 900.000 an bbl/day
kebutuhan energi kita jauh melampoi
hasil produksi kita bukan tidak mungkin untuk selang beberapa kemudian kalau
perusahaan nasional seperti PERTAMINA atau kontraktor asing tidak menemukan
cadangan baru kita akan memsuki krisis energi di tahun 2025-2027.
Target produki di sektor hulu migas di kisaran 900.000
bbl/day sedangkan kalo kita liat dari segi cadangna reservoir kita dan menurut
hitungan teknis kita kita hanya mampu memproduksikan 845.000 bbl/day tapi kita
perlu kita ketahui cadangna fosil kita semakin menipis dan untuk mencapai
target itu mungkin sulit sedangkan cadangna baru kia masih tahap ekpolorsi.
Dan perlu kita ketahui bersama juga cadangna migas kita
semakin menipis dari 13,7 miliyar STCF
itu untuk fluida sedangna untuk gs mencapai 17,3 milayar STCF sekarang hanya
tersisah 3,7 Milyar STCF ini cadangna fluida.
Sedangkan Cadangan GAS kita mencapai 100 Triliun STCF jadi
cadangna migas kita semakin menipis perlu kiranya dari pemerintah sendiri untuk
lebih meningkatkan pemanfaatan energi alternatif EBT (Energi baru terbarukan)
seperti GEOTERMAL karana GEOTERMAL kita terbesar di dunia mencapai 40% untuk
cadangan dunia tapi untuk energi termal sendirihanya di manfaatkan 10% itu
untuk kebutuhan energi kita masih banyak mengonsumsi energi fosil seperti
minyak dan gas bumi.
Untuk saat ini perusahaan nasional kita seperti
PERTAMINA maupun perusahaan asing yang
mengelola di sektor migas ini melakukan Eskplorasi di bagian timuvdan laut
dalam, kalau yang dulunya kendala kita untuk melakulan eksplorasi di Indonesia
bagian barat kendalanya itu masyrakat
dan perisinan lahan tetapi klo di indonesia timur itu minimnya infrasettruktur
dan jangkuan lokasi yang lebih condong ke dalam hutan dan laut dalam, untuk
saat ini eskplorasi di laut dalam mencapai kedalaman 1500 M dan
itu membutuhkan biaya yang sangat mahal dan resiko yang sangat tingggi sekiran
200 $ Milyar sedangkan banyak kita
ketahui untuk biaya Eksplorasi 1 sumursaja membutuhakn biaya 18.000-22.000 $ Miliyar ini yang menjadi tantangan
yang sangat besar bagi infestor nasiomal dan tingkat kegagalan yang
mencapai 100%.
Hendri
Anur
Yogyakarta,
03 maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar