Selasa, 14 Juni 2016

System Tata kelola migas Indonesia

    Yogykarta, 3 maret 2016

    Perlu kita ketahui sesystem tata kelola migas di negara kita eperti apa dan lifthingnya berapa, banyak persepsi dari kalangan awam mengenai tata kelola migas di negri ini seperti apa.... ? sebelum saya memaparkan bsgai mana sistem tata kelola migas di indonesia ksusunya perlu kita ketahui bersama hasil produksi negera kita per day atau biasa kita sebut-sebut perhari berapa dan hasil produksi yang di tafsirkan berapa.
    Ini untuk target proksi di tahun 2014,  818.000 bbl/day sedangkan hasil produksi di tahun 2014 hanya sekiran 800.00 bbl/day sedangkan kebutuhan konsumen untuk tahung 2014 mencapai 900.000 an bbl/day  kebutuhan energi kita  jauh melampoi hasil produksi kita bukan tidak mungkin untuk selang beberapa kemudian kalau perusahaan nasional seperti PERTAMINA atau kontraktor asing tidak menemukan cadangan baru kita akan memsuki krisis energi di tahun 2025-2027.
    Target produki di sektor hulu migas di kisaran 900.000 bbl/day sedangkan kalo kita liat dari segi cadangna reservoir kita dan menurut hitungan teknis kita kita hanya mampu memproduksikan 845.000 bbl/day tapi kita perlu kita ketahui cadangna fosil kita semakin menipis dan untuk mencapai target itu mungkin sulit sedangkan cadangna baru kia masih tahap ekpolorsi.
    Dan perlu kita ketahui bersama juga cadangna migas kita semakin menipis  dari 13,7 miliyar STCF itu untuk fluida sedangna untuk gs mencapai 17,3 milayar STCF sekarang hanya tersisah 3,7 Milyar STCF ini cadangna fluida.
    Sedangkan Cadangan GAS kita mencapai 100 Triliun STCF jadi cadangna migas kita semakin menipis perlu kiranya dari pemerintah sendiri untuk lebih meningkatkan pemanfaatan energi alternatif EBT (Energi baru terbarukan) seperti GEOTERMAL karana GEOTERMAL kita terbesar di dunia mencapai 40% untuk cadangan dunia tapi untuk energi termal sendirihanya di manfaatkan 10% itu untuk kebutuhan energi kita masih banyak mengonsumsi energi fosil seperti minyak dan gas bumi.
    Untuk saat ini perusahaan nasional kita seperti PERTAMINA  maupun perusahaan asing yang mengelola di sektor migas ini melakukan Eskplorasi di bagian timuvdan laut dalam, kalau yang dulunya kendala kita untuk melakulan eksplorasi di Indonesia bagian barat kendalanya  itu masyrakat dan perisinan lahan tetapi klo di indonesia timur itu minimnya infrasettruktur dan jangkuan lokasi yang lebih condong ke dalam hutan dan laut dalam, untuk saat ini eskplorasi di laut dalam mencapai kedalaman 1500 M   dan itu membutuhkan biaya yang sangat mahal dan resiko yang sangat tingggi sekiran 200 $ Milyar sedangkan banyak kita ketahui untuk biaya Eksplorasi 1 sumursaja membutuhakn biaya 18.000-22.000 $ Miliyar ini yang menjadi  tantangan  yang sangat besar bagi infestor nasiomal dan tingkat kegagalan yang mencapai 100%.

Penulis

Hendri Anur

    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar