Yogykarta, 3 maret 2016
Perlu kita ketahui sesystem tata kelola migas di negara kita
eperti apa dan lifthingnya berapa, banyak persepsi dari kalangan awam mengenai
tata kelola migas di negri ini seperti apa.... ? sebelum saya memaparkan bsgai
mana sistem tata kelola migas di indonesia ksusunya perlu kita ketahui bersama
hasil produksi negera kita per day atau biasa kita sebut-sebut perhari berapa
dan hasil produksi yang di tafsirkan berapa.
Ini untuk target proksi di tahun 2014, 818.000 bbl/day sedangkan hasil produksi di
tahun 2014 hanya sekiran 800.00 bbl/day sedangkan kebutuhan konsumen untuk
tahung 2014 mencapai 900.000 an bbl/day
kebutuhan energi kita jauh
melampoi hasil produksi kita bukan tidak mungkin untuk selang beberapa kemudian
kalau perusahaan nasional seperti PERTAMINA atau kontraktor asing tidak
menemukan cadangan baru kita akan memsuki krisis energi di tahun 2025-2027.
Target produki di sektor hulu migas di kisaran 900.000 bbl/day
sedangkan kalo kita liat dari segi cadangna reservoir kita dan menurut hitungan
teknis kita kita hanya mampu memproduksikan 845.000 bbl/day tapi kita perlu
kita ketahui cadangna fosil kita semakin menipis dan untuk mencapai target itu
mungkin sulit sedangkan cadangna baru kia masih tahap ekpolorsi.
Dan perlu kita ketahui bersama juga cadangna migas kita semakin
menipis dari 13,7 miliyar STCF itu untuk
fluida sedangna untuk gs mencapai 17,3 milayar STCF sekarang hanya tersisah 3,7
Milyar STCF ini cadangna fluida.
Sedangkan Cadangan GAS kita mencapai 100 Triliun STCF jadi
cadangna migas kita semakin menipis perlu kiranya dari pemerintah sendiri untuk
lebih meningkatkan pemanfaatan energi alternatif EBT (Energi baru terbarukan)
seperti GEOTERMAL karana GEOTERMAL kita terbesar di dunia mencapai 40% untuk
cadangan dunia tapi untuk energi termal sendirihanya di manfaatkan 10% itu
untuk kebutuhan energi kita masih banyak mengonsumsi energi fosil seperti
minyak dan gas bumi.
Untuk saat ini perusahaan nasional kita seperti PERTAMINA maupun perusahaan asing yang mengelola di
sektor migas ini melakukan Eskplorasi di bagian timuvdan laut dalam, kalau yang
dulunya kendala kita untuk melakulan eksplorasi di Indonesia bagian barat
kendalanya itu masyrakat dan perisinan
lahan tetapi klo di indonesia timur itu minimnya infrasettruktur dan jangkuan
lokasi yang lebih condong ke dalam hutan dan laut dalam, untuk saat ini
eskplorasi di laut dalam mencapai kedalaman 1500 M dan
itu membutuhkan biaya yang sangat mahal dan resiko yang sangat tingggi sekiran
200 $ Milyar sedangkan banyak kita ketahui untuk biaya Eksplorasi 1 sumursaja
membutuhakn biaya 18.000-22.000 $ Miliyar ini yang menjadi tantangan
yang sangat besar bagi infestor nasiomal dan tingkat kegagalan yang
mencapai 100%.
Penulis
Hendri Anur