Minggu, 15 November 2015
Kamis, 05 November 2015
About sektor hulu migas di pulau pagerungan
KEISTIMEWAAN PULAU PAGERUNGAN BESAR
Berkah Gas Belum Menetes
SumenepPertengahan Januari lalu Pulau Pagerungan Besar mendadak menjadi terkenal.Hal itu menyusul unjuk rasa ribuan warga yang berujung pada pendudukan basecamp produksi PT Energy Mega Persada (EMP) Kangean Ltd. Dampak daripendudukan itu produksi gas diliburkan selama tiga hari karena karyawannyamengungsi. Berikut liputannya.Pulau Pagerungan Besar sekilas tidak memperlihatkan keistimewaannya. Pulauitu tidak jauh berbeda dengan beberapa pulau yang ada di sekitarnya. Deretanpohon kelapa yang diselingi pohon-pohon pisang tampak mendominasi jenistanaman di pulau yang memiliki jumlah penduduk sekitar 4.500 jiwa itu.Pulau Pagerungan Besar berada di antara gugusan Kepulauan Kangean, KabupatenSumenep. Pulau ini tidak termasuk dalam daftar tujuan wisata sebagaimanaPulau Madura yang terletak di bagian bagian baratnya. Meski secaraadministratif pulau ini masuk Kabupaten Sumenep, namun letak geografis PulauPagerungan Besar justru lebih dekat dengan Pulau Bali yang berjarak hanya 60mil. Dari catatan sejarah, Pulau Pagerungan baru dikenal dan dihuni penduduksejak awal 1910-an.Namun kini Pulau Pagerungan telah terukir dalam sejarah perminyakan diIndonesia sebagai daerah penghasil gas alam. Hingga kini telah banyakperusahaan migas baik dalam maupun luar negeri melakukan eksplorasi dikawasan pulau itu.Bahkan beberapa blok telah selesai dilakukan drilling atau pengeboran.Perusahaan yang telah mengeruk hasil bumi Pulau Pagerungan Besar yakniArbani (Arco Bali North Indonesia), Medco, Amoco, Beyond Petrolium (BP)serta PT Energy Mega Persada (EMP) Kangean Ltd.Arco mulai melakukan pengeboran tahun 1982, pertamakali di Blok Terang 1,Blok Sakala 1, Blok Igangan 1. Pada 1985 Arco melanjutkan pengeboran di BlokPagerungan 1, 2, 3, 4, dan 5. Pada bulan Februari 1988, Arco melanjutkanpengeboran di Blok Kangean dan di tempat itu ditemukan cadangan gas.Secara berkelanjutan, pada 1993, Arco menemukan cadangan gas di Blok KangeanBarat 2 dan 3. Disusul kemudian cadangan gas baru di Blok Sirasun 1, BlokApprasial atau Sirasun 2. Kemudian pada 2005 perusahaan yang telah bergantiposisi ke EMP Kangean Ltd dalam uji seismik 3 dimensi di daerah Blok Terang- Sirasun dan Batur telah ditemukan kandungan gas.Dalam perjalanan sejarahnya, pengelolaan perusahaan gas di Pagerungan Besartelah berkali-kali ganti posisi. Semula Blok Kangean dikelola oleh Arco BaliNorth Indonesia pada 1980. Kedian 1982 perusahaan ini melepas 40 persensahamnya pada Beyond Petrolium (BP) dan pada 1998 telah diambil alihpengolahannya oleh BP.Pada tahun yang sama BP membuka kerjasama dengan Amoco Ltd, yang kemudianmelebur menjadi BP - Amoco. Pada tahun 2000 BP - Amoco telah bergabungdengan Arco Ltd. Sehingga pada tahun itu perusahaan migas yang terletak diPulau Pagerungan telah berganti nama menjadi BP Kangean Ltd.Pada tahun 2004, tepatnya di bulan Agustus BP Kangean Ltd menjualperusahaannya kepada Energy Mega Persada (EMP) Kangean Limited. Berdasarkankontrak sebelumnya semasa dipegang Arco kegiatan itu akan berakhir 2010.Namun pasca pembelian PT EMP Kangean Ltd, kontrak diperpanjang hingga 2030.Dalam catatan Surya, Pulau Pagerungan Besar memproduksi gas alam awalnyasebesar 175 MSCF (million standard cubic feet) per hari yang disalurkanmelalui pipa bawah laut 28 inci sepanjang 450 KM menuju Porong (sebagai homebase). Dari home base ini kebutuhan gas alam dipasok untuk memenuhikebutuhan di Petrokimia, Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT PJB UnitPembangkit Listrik. Sedangkan nilai produksi total Indonesia share (bruto) $83.558.000 atau sekitar Rp 781.267.300.000 (tahun 2004).*Masyarakat Jadi Penonton*Melihat hasil produksi yang melimpah, selintas tergambar kemewahan yangdiraup Kabupaten Sumenep dari hasil produksi itu. Namun kenyataannya,masyarakat masih jauh dari kesan sebagai daerah penghasil miliaran dolar.Apalagi sebagian masyarakat masih terkungkung di bawah garis kemiskinan dansaranapeningkatan pembangunan masih tidak memadai. "Kondisi ini tak pernahdipikirkan perusahaan dan Pemkab Sumenep. Masyarakat dibiarkan menjadipenonton, walaupun tanah tumpah darahnya terus dikeruk," ujar Azis SalimSyabibie, Ketua LSM Kepulauan Bersatu.Menurutnya, kendati ada pembangunan gedung olahraga, sekolah dasar, masjid,penampungan air, rumah kepala sekolah, pabrik es, yang dipandang sebagaikompensasi kepada masyarakat. Kondisi itu dirasa kurang tepat, sebab programcomunnity development (condev) yang dikucurkan secara berkala sejak 2000hingga sekarang tidak pernah dinikmati masyarakat."Katanya nominalnya sudah mencapai Rp 23 miliar, namun yang telah dinikmatimasyarakat tidak lebih dari Rp 300 juta. Lalu kemana sisanya," tanya AzisSalim.Dikatakan, pembangunan beberapa gedung berasal dari kompensasi pembebasantanah rakyat tahun 1995 yang menyisakan uang sekitar Rp 1 miliar. Darikesepakatan masyarakat, pemkab dan pihak perusahaan, uang itu digunakanuntuk pembangunan sarana umum.Sementara Badrul Aini S.Sos, anggota dewan asal Pulau Sapeken, menilaituntutan masyarakat Pulau Pagerungan Besar masih wajar. "Aksi itu merupakanakumulasi dampak dari ketidakadilan pembangunan di Pulau Pagerungan Besar,"tandasnya.Terbukti sarana dan prasarana lingkungan lokasi eksplorasi masih sangatmemprihatinkan. Padahal lokasi penghasil sumber daya alam mestinyamendapatkan perlakukan lebih. "Sejak dulu, berapa bagi hasil migas yangdiberikan ke daerah serta comdev-nya masih remang-remang. Masyarakat pasrahdengan bantuan yang tidak jelas juntrungnya," tegas Badrul, anggota dewanasal PKS ini.Terkait tuntutan listrik gratis di Pulau Pagerungan Besar juga wajar. Karenalistrik yang ada sekarang masih sangat minim karena setiap hari adapemadaman akibat penggunaan listrik yang diberikan perusahaan sangatterbatas. "Perusahaan harus memperhatikan pembangunan infrastruktur sepertiperbaikan jalan desa," tambahnya.Badrul berharap tuntutan masyarakat ada penyelesaian supaya tidak menjadibom waktu yang bisa meledak lagi. Aparat keamanan tak perlu mencari kambinghitam atau provokator, karena tidak akan menyelesaikan masalah tapi akanmemuncul masalah baru.*Penggunaan Dana Comdev Transparan*Sementara Public Relation Manager EMP Kangean Ltd, Jalu Candroso, mengakukegiatan ramah lingkungan atau community development (comdev) telahtransparan sesuai rencana kegiatan yang dicetuskan dalam musyawarah rencanapembangunan desa (Musrenbangdes).Dikatakan Jalu Candroso, program comdev tak ada yang ditutupi supayaterselenggara dengan baik. Di antara program comdev ada yang sampaimelampaui batas rencana, tetapi ada yang belum tercapai sesuai target.Kegiatan comdev yang dilaksanakan di Kecamatan Sapeken, khususnya di DesaPagerungan Besar sudah terealisir 99 persen.Dari tahun 2005 - 2006 dana comdev yang dialokasikan sebesar Rp 2.1 miliarhampir seluruhnya terserap lewat enam bidang kegiatan. Di antaranya, programpendidikan, keagamaan, kesehatan, sosial ekonomi, olah raga dan lingkunganhidup.Porsi terbesar alokasi dana comdev pada sektor pendidikan yang mencapai 60persen per tahunnya. Salah satunya bantuan dana insentif guru honorer atauswasta sebanyak 181 guru untuk tiga desa. Beasiswa terbaik bagi siswa SMPyang melanjutkan ke SMA dan dari SMA ke perguruan tinggi. "Comdev jugamenfasilitasi peningkatan SDM guru pendidik kerjasama dengan instansiterkait," jelasnya.Dibidang keagamaan, dilakukan dengan mengirimkan beberapa dai asalPagerungan untuk dididik ke luar daerah. Sebaliknya, juga mendatangkan daidari luar ke Pagerungan sebagai bentuk upaya memberikan siraman rohani danpeningkatan ibadah keagamaan.Untuk sektor kesehatan, comdev memberikan bantuan kesehatan bagi masyarakatPagerungan Besar yang secara rutin dua kali dalam seminggu dokter perusahaanberkunjung ke puskesmas dan mengadakan penyuluhan kesehatan di empat pulauutamanya untuk pelajar dan masyarakat. "Juga ada sunatan massal gratis,sedikitnya 100 anak setiap tahun," tambahnya.Untuk lingkungan hidup, telah memberikan bantuan peningkatan sarana nelayanyangkontraktornya dilakukan tokoh masyarakat Sapeken, H Abidin. "Kalau tidaksalah dananya masing-masing sekitar Rp 10 jutaan," tambahnya.Ditanya tuntutan masyarakat tentang listrik gratis? Menurut Jalu, selama inilistrik yang dinikmati masyarakat juga sudah gratis. Perusahaan sudah cukupbanyak memberikan bantuan penerangan kepada masyarakat. "Dari 700 kVA yangdialirkan perusahaan sama seperti 200.000 watt PLN. Sedangkan harga 1 kWhsaja tiap tahunnya sekitar Rp 1 miliar. Lalu apa lagi," jelasnya.Terkait dana bagi hasil, Jalu mengaku pihaknya tak punya wewenang. Karenasemua sudah diatur dalam pasal 33 UUD 45 dan UU No 31 tahun 2002. "Kamihanya berharap semua ini dimengertioleh semua pihak. Mengingat keberadaan investasi di daerah telah banyakmemberikan andil dalam pembangunan di daerah," tandasnya.*Sudah Terrealisir*Ketua Tim Community Development (Comdev) PT EMP Kangean Ltd, Drs H MohDahlan MM, yang juga menjabat Wakil Bupati Sumenep mengatakan, semuakegiatan comdev sudah berjalan dengan baik. Bahkan semua kegiatan sertarincian dananya sudah transparan disampaikan kepada masyarakat. "Semuausulan masyarakat melalui kepala desanya sudah terlaksana. Jadi tidak adayang ditutup-tutupi seperti tuduhan orang-orang," ujarnya.Masing-masing kegiatan yang berada di enam sektor atau bidang itu sebagianbesar terlaksana. Kendati ada salah satu sektor yang belum semuanya memenuhitarget, tetapi sektor lain targetnya ada yang berlebih. "Sesuai hasilpengawasan kami semua telah terealisir dengan baik," tambahnya.Terkait tuntutan masyarakat, pihaknya telah melakukan pembicaraan denganperwakilan masyarakat serta mencapai kesepakatan kendati ada yang tidakmungkin terealisir. "Khusus untuk listrik masih akan kita bicarakan, danpeningkatan infrastruktur telah kami alokasikan di APBD mendatang," katanya.Dahlan juga menekankan kepada aparat kecamatan utamanya Camat Sapeken danKepala Desa Pagerungan Besar dan Pagerungan Kecil untuk lebih intensmelakukan pengawasan terhadap kegiatan comdev supaya tak ada gejolak lagi.*Dijamin Aman*Kapolres Sumenep AKBP Drs Budiono Sandi SH menegaskan, situasi di lokasiproduksi EMPKangean Ltd sudah aman terkendali. Aksi massa telah dibubarkan polisisetelah dilakukanpendekatan persuasif dan masyarakat mau berdialog yang difasilitasi aparatkeamanan.Untuk meredam aksi massa itu polisi mengerahkan 85 personel, terdiri 41personel dari Polres Sumenep, 13 personel Polsek Sapeken, 31 personel dariBrimob Polwil Madura. "Demi mencari penyelesaian yang baik, maka aparatmencoba menjembatani persoalan ini," ujarnya.Kapolres berharap kejadian itu tidak terulang kembali dan meminta masyarakatlebih mengedepankan dialog dengan pihak terkait serta tidak berbuat anarkis.Jika ada tindakan anarkis pihaknya akan bertindak tegas serta memprosessesuai hukum yang berlaku.Saat ini situasi di Pulau Pagerungan Besar sudah mulai kondusif dan kegiatanproduksi eksplorasi dan eksploitasi EMP Kangean Ltd berjalan sebagaimanabiasanya. Pasukan dari Polres Sumenep sebanyak 41 orang juga sudah ditarikke kesatuannya. "Sekarang pengamanan dialihkan ke Polsek Sapeken dan satupeleton dari Brimob Madura. Mereka akan ditarik jika situasinya sudah aman,"pungkasnya.
Empat perusahaan migas dipastikan melanjutkan eksplorasi di Kabupaten Sumenep.
Empat Perusahaan Migas Eksplorasi di Sumenep
SENIN, 10 FEBRUARI 2014 | 13:41 WIB
Rig Raissa TN - C414 di Ladang Gas Tunu Blok Mahakam di lepas pantai Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, (11/11). Tempo/Firman Hidayat
TEMPO.CO, Sumenep - Empat perusahaan migas dipastikan melanjutkan eksplorasi di Kabupaten Sumenep. Keempat perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (K3S) yakni Husky-CNOOC Madura Limited (HCML), SPE Petrolium, PetroJava, dan Energi Mineral Langgeng (EML).
Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sumenep, Abdul Kahir, mengatakan PT HCML positif melanjutkan eksplorasinya di perairan Pulau Raas, SPE Petrolium di Kecamatan Pragaan, PT EML di Kecamatan Saronggi, sementara Petro Java di Blok North Kangean. "Dua onshore dan dua lagi offshore," katanya, Senin, 10 Februari 2014.
Kahir mengingatkan empat perusahaan asing itu wajib terus berkomunikasi secara intensif dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep serta menjalin kerja sama dengan BUMD milik Sumenep, salah satunya adalah PT Wira Usaha Sumekar (WUS). Sejauh ini baru PT Husky yang paling intensif melakukan komunikasi.
Husky, lanjut dia, bahkan memberi pelatihan kepada tenaga sumber daya manusia di PT WUS dan Kantor ESDM Sumenep dalam hal pengadaan barang dan jasa terkait dengan kegiatan eksplorasi migas. "Kerja sama ini dimaksudkan supaya Sumenep tidak hanya dieksploitasi saja kekayaan alamnya." Jika empat perusahaan itu mengeksploitasi, ada syarat lanjutan yang harus dipenuhi, yaitu memiliki kantor perwakilan di Sumenep dan bekerja sama dengan BUMD.
Kepala Kantor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sumenep, Abdul Kahir, mengatakan PT HCML positif melanjutkan eksplorasinya di perairan Pulau Raas, SPE Petrolium di Kecamatan Pragaan, PT EML di Kecamatan Saronggi, sementara Petro Java di Blok North Kangean. "Dua onshore dan dua lagi offshore," katanya, Senin, 10 Februari 2014.
Kahir mengingatkan empat perusahaan asing itu wajib terus berkomunikasi secara intensif dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep serta menjalin kerja sama dengan BUMD milik Sumenep, salah satunya adalah PT Wira Usaha Sumekar (WUS). Sejauh ini baru PT Husky yang paling intensif melakukan komunikasi.
Husky, lanjut dia, bahkan memberi pelatihan kepada tenaga sumber daya manusia di PT WUS dan Kantor ESDM Sumenep dalam hal pengadaan barang dan jasa terkait dengan kegiatan eksplorasi migas. "Kerja sama ini dimaksudkan supaya Sumenep tidak hanya dieksploitasi saja kekayaan alamnya." Jika empat perusahaan itu mengeksploitasi, ada syarat lanjutan yang harus dipenuhi, yaitu memiliki kantor perwakilan di Sumenep dan bekerja sama dengan BUMD.
Sebelum empat perusahaan itu, sudah ada dua perusahaan migas lain yang melakukan eksploitasi migas di Sumenep, yaitu PT Santos dan PT Kangean Energi Indonesia (KEI). PT Santos, yang beroperasi sejak 2007, tidak hanya menggarap Blok Maleo di Kecamatan Gili Genting, tapi juga Blok Peluang. Sedangkan PT KEI menggarap sumur migas di Pulau Pagerungan Besar dan sumur Terang Sirasun Batur (TSB) di perairan Pulau Komirian, Kecamatan Raas. "Yang sumur Sepanjang sudah ditinggalkan KEI karena cadangan minyaknya habis."
Langganan:
Postingan (Atom)